Foto : 1. Sebuah CT Scan. 2. Agus Sugiarto, Direktur Eksekutif LSM Jack Centre.
Trenggalek, PrigiBeach.com
Dugaan penyimpangan dalam pengadaan Alat Kesehatan Radiologi CT Scan (Computed Tomography Scan) dan pembangunan gedungnya tahun anggaran 2007 senilai 5 M di RSUD SUDOMO Kabupaten Trenggalek, kini kembali dipertanyakan oleh LSM Jack Centre. Pengadaan CT Scan senilai 3,7M dengan Merk Siemens buatan Jerman, namun alat tersebut tidak dibelikan baru melainkan barang rebile (bekas) dari Singapore dengan harga sekitar 1,7 Milyar dan pembangunan gedung senilai 1,3 milyar yang tidak sesuai dengan speksifikasi bagi alat tersebut yang seharusnya membutuhkan tempat khusus.
Masalah dugaan penyelewengan tersebut sebenarnya pada awal tahun pernah ditangani oleh pihak Kejaksaan Negeri Trenggalek. Namun hingga saat ini, masih belum ada kepastian status hukumnya. Hal ini diuangkapkan oleh Direkltur Eksekutif LSM Jack Centre, Agus Sugiarto, Rabu (14/10) dalam pertemuan dengan Ketua Biro se-Eks-Karesidenan Kediri, bertempat di Sekretariat Jack Centre Korwil Kediri, jalan Pahlawan Nomor 124, Tulungagung. “Semestinya yang melihat barang tersebut ke Singapore adalah Tim ahli pengada barang yang telah ditunjuk Pemkab. Namun, justru yang melihat barang di Singapore adalah Bupati Soeharto dan Direktur RSUD Sarjono Baskoro, apa kapasitas kedua pejabat tersebut, ini perlu dipertanyakan”, katanya.
Menurut Ketua Biro Trenggalek, Doding Rahmadi dan Ketua Biro Tulungagung, Budi Untoro, setelah barang didatangkan akhirnya Tim pengadaan barang dan jasa yang berinitial R pada saat itu tidak mau menandatangani penerimaan barang tersebut. Alasannya barang tersebut tidak disertai kartu garansi dan disangsikan barangnya bekas. Lantas R dipanggil oleh Bupati Soeharto, dan disinyalir karena adanya tekanan-tekanan dan pemaksaan akhirnya keduanya menandatangani penerimaan barang. Selain R masih ada 2 orang lagi yang juga tidak mau menandatangani penerimaan barang tersebut yaitu Ny B dan S. Bahkan asda indikasi semua yang terkait dalam penggadaan barang tersebut satupun tidak ada yang dilibatkan.
Sementara itu. untuk pengoperasian alat canggih tersebut seharusnya memerlukan keahlian khusus seorang dokter spisialis radiologi. Anehnya RSUD belum memiliki ahli di bidang itu. Sebagai solusi, akhirnya menggunakan tenaga radiologi dari Akademi Perawat Roungent. Dampak dari pungsi alat tersebut yang diopeasikan bukan oleh tenaga ahlinya. yang dipaksakan dan tidak memahami produk knowlidge membaca program akhirnya peralatan tersebut mudah rusak dan tidak bisa diopersikan secara optimal.
“Kami sudah menghimpun data dan keterangan menyangkut hal ini.” ujar Agus Sugiharto, seusai rapat koordinasi. “Menurut keterangan sumber kami, merk Siemens di Indonesia bisa didapat hanya melalui 2 (dua) pintu, yakni Departemen Telekomonikasi dan Departemen Alat Kesehatan. Dan diduga pengadaan alat ini tidak ada dukungan dari Departemen Kesehatan. Sehingga tidak tertutup kemungkinan alat tersebut didapat atas rekomendasi dan dukungan dari Departemen Telekomuikasi, Bupati Soeharto , kan mantan orang Departemen Telekomonikasi, kesempatan ini bisa dimanfaatkan olehnya untuk berbisnis”.
Oleh sebab itu, demi terwujudnya transparansi dan akuntabilitas berbagai kebijakan yang menyangkut kepentingan masyarakat, Agus Sugiarto selaku Direktur Eksekutif LSM Jack Centre, memerintahkan kepada Biro se-Korwil Kediri, untuk menyikapi dan mengawal setiap kegiatan dan kebijakan pemerintah di daerahnya masing-masing. Selanjutnya, dia juga mempertanyakan, mengapa kasus RSUD Dr. Sudomo yang telah ditangani oleh pihak Kejaksaan ini sampai sekarang masih belum bisa tuntas. “Bila kami sudah mendapatkan fakta-fakta pendukung, dalam waktu dekat akan kami ajukan somasi pada pihak Kejaksaan Negeri Trenggalek”, kata Agus menambahkan.
Untuk diketahui, alat CT Scan adalah sebuah aksial tomografi komputer scan yaitu sejenis sinar-x khusus teknik yang menghasilkan gambar organ-organ internal manusia yang lebih rinci daripada yang dapat dilakukan dengan sinar-x konvensional. Sementara kedua jenis foto sinar-x menghasilkan foto menggunakan sinar radiasi, cara alat ini menggunakan sinar tersebut membuatnya berbeda, karena menghasilkan gambar dua dimensi dari bagian tubuh. CT scan di sisi lain menggunakan perangkat yang berputar di sekeliling tubuh menyebarkan foto sinar-x, sinarnya memancar saat ia berputar. Gambar-gambar ini kemudian diproses oleh komputer, sehingga gambar crossectional bagian dalam tubuh.(pbc)
Dugaan penyimpangan dalam pengadaan Alat Kesehatan Radiologi CT Scan (Computed Tomography Scan) dan pembangunan gedungnya tahun anggaran 2007 senilai 5 M di RSUD SUDOMO Kabupaten Trenggalek, kini kembali dipertanyakan oleh LSM Jack Centre. Pengadaan CT Scan senilai 3,7M dengan Merk Siemens buatan Jerman, namun alat tersebut tidak dibelikan baru melainkan barang rebile (bekas) dari Singapore dengan harga sekitar 1,7 Milyar dan pembangunan gedung senilai 1,3 milyar yang tidak sesuai dengan speksifikasi bagi alat tersebut yang seharusnya membutuhkan tempat khusus.
Masalah dugaan penyelewengan tersebut sebenarnya pada awal tahun pernah ditangani oleh pihak Kejaksaan Negeri Trenggalek. Namun hingga saat ini, masih belum ada kepastian status hukumnya. Hal ini diuangkapkan oleh Direkltur Eksekutif LSM Jack Centre, Agus Sugiarto, Rabu (14/10) dalam pertemuan dengan Ketua Biro se-Eks-Karesidenan Kediri, bertempat di Sekretariat Jack Centre Korwil Kediri, jalan Pahlawan Nomor 124, Tulungagung. “Semestinya yang melihat barang tersebut ke Singapore adalah Tim ahli pengada barang yang telah ditunjuk Pemkab. Namun, justru yang melihat barang di Singapore adalah Bupati Soeharto dan Direktur RSUD Sarjono Baskoro, apa kapasitas kedua pejabat tersebut, ini perlu dipertanyakan”, katanya.
Menurut Ketua Biro Trenggalek, Doding Rahmadi dan Ketua Biro Tulungagung, Budi Untoro, setelah barang didatangkan akhirnya Tim pengadaan barang dan jasa yang berinitial R pada saat itu tidak mau menandatangani penerimaan barang tersebut. Alasannya barang tersebut tidak disertai kartu garansi dan disangsikan barangnya bekas. Lantas R dipanggil oleh Bupati Soeharto, dan disinyalir karena adanya tekanan-tekanan dan pemaksaan akhirnya keduanya menandatangani penerimaan barang. Selain R masih ada 2 orang lagi yang juga tidak mau menandatangani penerimaan barang tersebut yaitu Ny B dan S. Bahkan asda indikasi semua yang terkait dalam penggadaan barang tersebut satupun tidak ada yang dilibatkan.
Sementara itu. untuk pengoperasian alat canggih tersebut seharusnya memerlukan keahlian khusus seorang dokter spisialis radiologi. Anehnya RSUD belum memiliki ahli di bidang itu. Sebagai solusi, akhirnya menggunakan tenaga radiologi dari Akademi Perawat Roungent. Dampak dari pungsi alat tersebut yang diopeasikan bukan oleh tenaga ahlinya. yang dipaksakan dan tidak memahami produk knowlidge membaca program akhirnya peralatan tersebut mudah rusak dan tidak bisa diopersikan secara optimal.
“Kami sudah menghimpun data dan keterangan menyangkut hal ini.” ujar Agus Sugiharto, seusai rapat koordinasi. “Menurut keterangan sumber kami, merk Siemens di Indonesia bisa didapat hanya melalui 2 (dua) pintu, yakni Departemen Telekomonikasi dan Departemen Alat Kesehatan. Dan diduga pengadaan alat ini tidak ada dukungan dari Departemen Kesehatan. Sehingga tidak tertutup kemungkinan alat tersebut didapat atas rekomendasi dan dukungan dari Departemen Telekomuikasi, Bupati Soeharto , kan mantan orang Departemen Telekomonikasi, kesempatan ini bisa dimanfaatkan olehnya untuk berbisnis”.
Oleh sebab itu, demi terwujudnya transparansi dan akuntabilitas berbagai kebijakan yang menyangkut kepentingan masyarakat, Agus Sugiarto selaku Direktur Eksekutif LSM Jack Centre, memerintahkan kepada Biro se-Korwil Kediri, untuk menyikapi dan mengawal setiap kegiatan dan kebijakan pemerintah di daerahnya masing-masing. Selanjutnya, dia juga mempertanyakan, mengapa kasus RSUD Dr. Sudomo yang telah ditangani oleh pihak Kejaksaan ini sampai sekarang masih belum bisa tuntas. “Bila kami sudah mendapatkan fakta-fakta pendukung, dalam waktu dekat akan kami ajukan somasi pada pihak Kejaksaan Negeri Trenggalek”, kata Agus menambahkan.
Untuk diketahui, alat CT Scan adalah sebuah aksial tomografi komputer scan yaitu sejenis sinar-x khusus teknik yang menghasilkan gambar organ-organ internal manusia yang lebih rinci daripada yang dapat dilakukan dengan sinar-x konvensional. Sementara kedua jenis foto sinar-x menghasilkan foto menggunakan sinar radiasi, cara alat ini menggunakan sinar tersebut membuatnya berbeda, karena menghasilkan gambar dua dimensi dari bagian tubuh. CT scan di sisi lain menggunakan perangkat yang berputar di sekeliling tubuh menyebarkan foto sinar-x, sinarnya memancar saat ia berputar. Gambar-gambar ini kemudian diproses oleh komputer, sehingga gambar crossectional bagian dalam tubuh.(pbc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar